pendidikan di era global
Selasa, 19 Februari 2013
0
komentar
A. Tantangan Masa Depan Pendidikan di Indonesia dan Pendidikan Global
1. Kesenjangan Kemajuan IPTEK, Prestasi Pendidikan dan HDI
Ketertinggalan
sekolah tidak hanya terkait dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan di
sekolah-sekolah namun juga terkait dengan ketertinggalan akses infromasi
seputar perkembangan saintek (sains dan teknologi). Ketertinggalan
akses ini secara fundamental disebabkan oleh dua hal, pertama penguasaan
operasional guru terhadap perangkat teknologi informasi, kedua karena
belum semua sekolah mampu memenuhi ketersediaan perangkat teknologi
informasi yang mampu memberikan akses informasi global yang memadai,
semisal jaringan internet. Hal ini pun disebabkan oleh faktor
fundamental lainnya yaitu kualitas SDM dan ketersediaan finansial.
Faktor
pertama terkait dengan kesenjangan kemajuan teknologi dengan dunia
pendidikan pada akhirnya kemudian melahirkan persoalan yang kedua yaitu
ketertinggalan prestasi pendidikan.
Ketertinggalan
kita terjadi pada aspek-aspek yang fundamental. Skill membaca tidak
diragukan lagi sebagai skill yang sangat penting, dari data terlihat
bahwa budaya baca kita begitu rendah. Budaya baca terkait dengan kemauan
‘memaksa diri’ untuk membeli buku dan kemauan meluangkan waktu untuk
membacanya. Jika dicermati dari fakta keseharian yang mudah kita temui,
kita lebih mudah menginvestasikan kemampuan finansial dan waktu senggang
kita kita untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengembangan diri
dan ilmu pengetahuan, lebih cenderung pada pemenuhan ‘nafsu
jalan-jalan’ dan tuntutan trend life style. Kemampuan matematika pun
setali tiga uang, padahal kemampuan matematika sangatlah penting karena
kemampuan berhitung sangat menunjang disiplin ilmu manapun. Kemampuan
matematika juga akan berpengaruh terhadap logika dan sistematika
berpikir seseorang, demikian dikatakan banyak pakar pendidikan.
Begitupun kemampuan problem solving, hal ini terkait juga dengan
kemampuan riset, karena riset di dalamnya mencakup kemampuan pemecahan
masalah (problem solving). Kemampuan riset yang dimiliki oleh siswa akan
sangat berpengaruh pada upaya melahirkan penemuan-penemuan baru yang
datang dari dunia pendidikan.
Ketertinggalan
dalam dunia pendidikan akhirnya juga berkorelasi dengan peringkat human
development index (HDI) SDM Indonesia, karena pendidikan sebagai salah
satu perangkat sistemik yang ‘bertugas mengolah’ sumber daya manusia
Indonesia sehingga berdaya saing global. Maka, tidaklah heran jika
akhirnya kita ‘diganjar’ dengan peringkat HDI yang masih membutuhkan
upaya kerja keras dan cerdas.
2. Pendidikan Global
Hal
ini terkait dengan penerapan metode pembelajaran (dapat juga dikatakan
sistem pendidikan) yang secara global saat ini diadopsi oleh
negara-negara maju atau negara-negara yang peringkat HDI-nya masih di
atas Indonesia, namun penerapannya belum terjadi di Indonesia. Isu
global pendidikan juga terkait dengan wacana integrasi ilmu pengetahuan.
Disiplin ilmu agama, IPA, matematika, IPS, sastra dan disiplin ilmu
lainnya tidak akan lagi berdiri sendiri, terpisah secara sporadis, namun
akan akan menjadi suatu kesatuan ilmu yang melahirkan produk ilmu
pengetahuan yang merupakan hasil integrasi dari berbagai disiplin ilmu.
Tuntutan dunia global yang harus dijawab oleh dunia pendidikan:
a. Tuntutan kemampuan profesional
b. Harga ekonomis
c. Tuntutan tinggi terhadap kualitas produk
d. Banyaknya pemain/pesaing (kompetitor)
e. Pasar Global
f. Daya saing tinggi
Paradigma
yang secara teoritik dan praktik sudah dilakukan di sekolah-sekolah
yang dinilai mampu menjawab tantangan global yaitu:
a. Sistem
pendidikan yang saat ini lebih memprioritaskan kemampuan kognitif
hafalan, sepatutnya diarahkan penguasaan pengetahuan dan kompetensi
bidang studi.
b. Sistem
pendidikan yang saat ini lebih mengarahkan keterampilan mekanistik,
sepatutnya diarahkan ke arah pembekalan life skill, pola pikir kreatif
dan inovatif.
c. Sistem
pendidikan yang saat ini kurang memperhatikan nilai, sepatutnya
diarahkan ke arah pembentukan sikap mulia terhadap diri sendiri, orang
lain, lingkungan, bermoral dan beretos kerja.
d. Sistem
pendidikan yang saat ini kurang memperhatikan metode pembelajaran
interaktif, sepatutnya diarahkan bagaimana membentuk hubungan yang
interaktif, dialogis dan terbuka dalam proses belajar (dengan tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai etika secara proporsional, red). Konsep
student center pada tataran praktisnya belum terealisasi sebagaimana
diharapkan.
Pendidikan
Perspektif Global atau disebut juga pendidikan Global artinya
pendidikan yang membekali wawasan global untuk membekali siswa memasuki
era globalisasi sehingga siswa mampu bertindak lokal dengan dilandasi
wawasan global. Pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global
dalam aspek ekonomi, seni budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan
komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke dalam kurikulum sekolah yang
akhirnya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik yang
dapat dimanfaatkan untuk persaingan global. Pendidikan Global dirasa
perlu di sebabkan kemajuan komunikasi & transportasi yang dirasakan
dunia semakin sempit, batas negara menjadi buram, proses universalisasi
melanda berbagai aspek kehidupan.
Tujuan Pendidikan Global
a. Mengembangkan pengertian keberadaan mereka membentuk masyarakat.
b. Memberi pengertian mereka yang merupakan anggota masyarakat manusia.
c. Menyadarkan mereka adalah penghuni planet bumi, dan kehidupannya tergantung pada planet bumi tersebut.
d. Mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam masyarakat global.
e. Mendidik
siswa agar mampu hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab, sebagai
individu, umat manusia, penghuni planet bumi, dan sebagai anggota
masyarakat global.
Pendidikan Global menekankan pada:
a. Kesadaran terhadap perspektif global.
b. Memahami sistim-sistim global.
c. Sejarah globalisasi.
d. Saling pengertian terhadap budaya bangsa lain.
3. Contoh Pendidikan Global
Para
siswa di Bangladesh bertukar wawancara dalam video dengan siswa di
Georgia. Siswa SMA di Illinois belajar bahasa Jepang, Latin, Perancis,
dan Jerman dengan menggunakan diskusi online bersama para siswa dari
negara-negara lain.
Siswa-siswi
dari seluruh dunia mengadakan penelitian mengenai spesies binatang yang
hampir punah dari daerah masing-masing, dan berbagi informasi tersebut
dengan menerbitkannya di situs web bersama. Terhubung secara global
melalui kemajuan teknologi Internet, termasuk perangkat Web 2.0, dapat
menjadi suatu kenyataan bagi siswa di dalam kelas manapun.
Selagi
komunitas lokal mencerminkan keragaman dunia, para siswa perlu
dipersiapkan untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan
individu-individu dari negara dan budaya lain yang berbeda.
Mengintegrasikan pendidikan global ke dalam pelajaran, memberikan
kesempatan bagi para siswa untuk terhubung dengan teman-teman dari
negara-negara lain tanpa perbatasan geografis, mengembangkan pengetahuan
serta kesadaran tentang dunia, dan menumbuhkan minat dan keingintahuan
mengenai apa yang mereka pelajari.
4. Tantangan Masa Depan Pendidikan di Indonesia
a. Pendidik yang berkarakter kuat dan cerdas
Pendidik
yang kuat dan cerdas bukan semata – mata pendidik yang secara fisik
memiliki badan atau tubuh yang kuat dan pandai. Lebih dari itu, yang
dimaksud dengan berkarakter kuat adalah di samping fisik yang kuat,
pendidik harus memiliki kepribadian yang utuh, matang, dewasa,
berwibawa, berbudi pekerti luhur, bermoral baik, penuh tanggung jawab
dan memiliki jiwa keteladanan, dan memiliki keteguhan atau ketetapan
hati untuk berjuang membangun dan meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia seutuhnya melalui tugas-tugas yang diembannya dan tidak mudah
terpengaruh pada upaya-upaya atau kondisi yang dapat mengakibatkan
mereka ke luar (out of track) dari “jalan dan perjuangan yang
benar”. Sedangkan pendidik yang cerdas berarti memiliki kemampuan untuk
melakukan terobosan dan pemikiran yang mampu menyelesaikan masalah dan
melakukan pengembangan-pengembangan yang menuju tercapainya tujuan
pendidikan membangun manusia seutuhnya baik dari segi intelektual maupun
moral.
b. Peran guru dalam pembelajaran
Guru
memiliki peran yang sangat vital dan fundamental dalam membimbing,
mengarahkan, dan mendidik siswa dalam proses pembelajaran (Davies dan
Ellison, 1992). Karena peran mereka yang sangat penting itu, keberadaan
guru bahkan tak tergantikan oleh siapapun atau apapun sekalipun dengan
teknologi canggih. Alat dan media pendidikan, sarana prasarana,
multimedia dan teknologi hanyalah media atau alat yang hanya digunakan
sebagai teachers’ companion (sahabat – mitra guru).
Guru
memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change
melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, dengan adanya sertifikasi
diharapkan guru agar dapat lebih berperan secara aktif, efektif dan
profesional. Hal tersebut tentu saja tidak dapat dilakukan, ketika guru
tidak memiliki beberapa persyaratan, antara lain keterampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan (knowledgeable), memiliki sikap profesional (good professional attitude), memilih, menciptakan dan menggunakan media (utilizing learning media), memilih metode mengajar yang sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology), mengembangakan dynamic curriculum, dan bisa memberikan contoh dan teladan yang baik (good practices) (Hartoyo dan Baedhowi, 2005).
c. Upaya peningkatan mutu guru
Dalam
konteks pembangunan sektor pendidikan, pendidik merupakan pemegang
peran yang amat sentral. Guru adalah jantungnya pendidikan. Tanpa denyut
dan peran aktif guru, kebijakan pembaruan pendidikan secanggih apa pun
tetap akan sia-sia. Sebagus apa pun dan semodern apa pun sebuah
kurikulum dan perencanaan strategis pendidikan dirancang, jika tanpa
guru yang berkualitas, tidak akan membuahkan hasil optimal. Artinya,
pendidikan yang baik dan unggul tetap akan tergantung pada kondisi mutu
guru. Beberapa upaya untuk meningkatkan mutu guru yaitu sertifikasi
guru, peningkatan mutu dan profesionalisme guru, adanya asosiasi
profesi, dan upaya-upaya lain seperti peberian beasiswa, pemberian
penghargaan, dan peningkatan kesejahteraan.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: pendidikan di era global
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://rezma07.blogspot.com/2013/02/pendidikan-di-era-global.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar